Monday, July 21, 2008

Perselisihan Hukum

Jack Sitompul, seorang pengacara terkenal sedang berburu burung di sebuah desa di daerah Bogor. Setelah sekian lama berburu Jack berhasil menembak seekor burung. Tapi sayangnya burung tersebut jatuh di atas kebun seorang petani lokal. Tanpa pikir panjang Jack langsung masuk menerobos pagar kebun dan mencoba mengambil burung hasil buruannya.

Tapi sebelum Jack berhasil mengambil buruannya, petani tua pemilik kebun datang dan membentaknya, "Hai, mau apa bapak masuk ke kebun saya tanpa ijin?"

Merasa dirinya seorang pengacara yang sedang berhadapan dengan petani bodoh dari desa, Jack lalu berbalik menantang si petani, "Pak, saya seorang pengacara terkenal. Saya cuma mau mengambil hasil buruan yang menjadi milik saya. Kalau bapak berani menghalangi saya nanti akan saya tuntut secara hukum dan saya bisa membuat bapak harus membayar sangat mahal untuk urusan kecil ini!"

Petani itu cuma tertawa, lalu dia memanggil tetangganya yang dengan segera berkumpul di sekeliling mereka. "Maaf, dalam tradisi desa kami persoalan semacam ini bisa diselesaikan dengan aturan 'tiga tendangan', tidak perlu ke pengadilan segala... bagaimana?."

"Ok, seperti apa aturan 'tiga tendangan' itu?" tanya si Jack.

"Gampang, orang pertama menendang tiga kali, setelah itu lawannya ganti membalas tiga kali. Begitu seterusnya sampai ada yang menyerah."

Jack melihat lawannya cuma seorang petani tua yang secara fisik jelas akan mudah dikalahkan, "Baiklah saya setuju menyelesaikan persoalan ini dengan aturan itu."

"Karena anda berada di tanah milik saya, maka giliran pertama adalah saya," kata si petani.

Setelah Jack bersiap-siap si petani itu lalu menendang Jack dengan keras tepat di selangkangan sehingga membuatnya jatuh berguling menahan sakit. Jack kemudian mencoba berdiri. Tapi belum sempat ia berdiri tegak, sebuah tandangan keras petani tua tepat mengenai uluhati Jack sehingga membuatnya memuntahkan seluruh isi sarapan pagi yang ada dalam perutnya. Jack pun terjatuh menahan sakit yang luar biasa. Kali ini Jack tidak sanggup berdiri lagi, dia hanya bisa merangkak di tanah sambil mengerang kesakitan. Belum sempat Jack bernafas lega sebuah tendangan petani tua kembali menghajar pantatnya dan membuat Jack terjerembab dengan muka tepat menimpa kotoran sapi yang masih segar.

Dengan susah payah dan masih kesakitan Jack berusaha bangkit berdiri sambil membersihkan mukanya yang penuh dengan kotoran sapi. "Ok, anda sudah menyelesaikan giliran anda, sekarang giliran saya..."

Dengan tenang petani itu pergi meninggalkan Jack, "Saya menyerah... anda yang menang, silahkan ambil burungnya..."

No comments: